Popular Posts

Monday 28 May 2012

Ku bingkis doa dalam wudukku


                                                      Ku bingkis doa dalam wudukku:


Dengan memuji AsmaMU ya Allah….

Ku mulai mensyukuri sejuknya kejernihan air …

Menyingkap hijab menuju kesucian….

Hatiku bergerak membingkis niat…

Lalu ku mulai…

membasuh mukaku, hapuskanlah merah padam amarahku….

Ku basuh tangan, hilangkanlah keangkuhanku…

Usapku kepala, musnahkanlah mahkota kesombonganku…

Ku basuh kaki ya Allah…

Tuntunlah aku menuju jalan ridhaMu…

Ku pita doa dan aku merasa…

Gemetar hati, munasabah taqarub padaMu Rabby…

Inginku peluk tangis di dalam sujud…

Menggerai tasbih,

Mengurai istighfar,

Dan menyanjungkan samudra shalawat atas Asyraful Anam

di sajdah panjangku ini…

Memohon ampun nan ridha dalam dekap cinta kepadaMU….!!



Ya Allah aku terlalu rindukan mu ya allah.. aku mencari2 cinta yg sebenarnya adalah cinta Ilahi... kekal abadi... maffkan cinta manusia sudah kututup.. hanya yg ku pinta cinta halal.. utkku suatu hri nanti.. aku ingin menjadi seindah sakura.. yang sentiasa mekar disetiap waktu... 

Wednesday 23 May 2012

MENIKAH KERANA ALLAH SWT :

MENIKAH KERANA ALLAH SWT :



Pemuda itu menangis tersedu-sedu di samping mihrab masjid. Mushaf ia dekap erat-kuat ke dadanya. Sesekali ia me-lap air mata yang meleleh. Ia merasa begitu rapuh dan lemah. Begitu tak berdaya menghadapi seorang wanita. Ia telah tergila-gila pada wanita itu. Senyuman wanita itu bagai purnama di gelap gulita malam. Suara wanita itu laksana nyanyian bidadari yang merasuk ke pori-pori jiwanya.

Ia menangisi dirinya yang tak lagi bisa merasakan nikmatnya berzikir. Menangisi hatinya yang tak lagi bisa khusyuk dalam shalat. Menangisi pikirannya yang selalu membawanya terbang ke wanita itu. Oh, sungguh hebat deritanya. Dulu ia begitu kokoh dan teguh. Orang-orang menganggapnya seorang laki-laki yang punya prinsip dan berkarakter. Apalagi saat orang-orang tahu dia begitu mampu menjaga hubungan dengan wanita, popularitas keshalehannnya semakin dikenal dan menjadi buah bibir.

Itu dulu, namun kini ia begitu tak berdaya dan rapuh. Wanita itu betul-betul telah membuatnya terpikat. Seorang wanita yang dalam pandangannya begitu anggun dan sempurna. Cantik, manis, cerdas, hafal al-Qur`an, sopan dan lembut dan lain-lainya. Seorang wanita yang menurutnya layak dijadikan pasangan hidup menuju sorga. Seorang wanita yang semua kriteria calon istri dambaan ia temukan pada dirinya.

Hampir tiap malam ia menangis. Jika dulu, ia menangis di kegelapan malam karena dimabuk rindu pada Sang Pencipta, kini ia menangis karena dimabuk rindu pada makhluk-Nya. Apakah Allah tengah menguji dirinya. Apakah Allah tengah menguji kejujuran cintanya. Ataukah memang sudah waktunya ia menikah.

Ia teringat dengan pesan-pesan Ustadznya sebelum berangkat ke Mesir dulu, pesan-pesan yang masih terekam kuat dalam memorinya.

“Anakku, ketahuilah dalam perjalanmu menuntut ilmu nanti, kamu akan diuji dengan banyak hal, dengan kesusahan hidup, kesulitan biaya, lingkungan, kawan-kawan, dan lainnya. Teguhkan selalu niat di hatimu dan mintalah pertolongan pada Allah setiap waktu. Dan ingatlah, ujian terberat yang akan kamu hadapi nanti adalah wanita, maka berhati-hatilah menghadapi wanita. Jangan pernah mengikuti ajakan nafsu yang menyesatkan.”

“Anakku, berpacaran yang saat ini banyak digandrungi anak-anak muda adalah sikap laki-laki bermental kerupuk dan pecundang dan tipe wanita yang tak punya harga diri, menjalin hubungan secara syar`i dan menikahi dengan cara-cara yang baik, itulah akhlak seorang laki-laki yang didamba dan sikap seorang wanita calon penghuni sorga. Bila godaan itu terasa berat bagimu, berpuasa tak sanggup mengobatimu, maka menikahlah, insya Allah itu lebih berkah dan mengantarkan pada kebaikan.”

“Anakku, jika kamu mengira berpacaran itu adalah jalan menuju pernikahan, maka engkau telah tertipu oleh nafsumu. Engkau telah termakan bujuk rayu setan durjana. Apakah engkau mau memetik buah dari pohon sebelum waktunya? Apakah engkau mau membeli barang yang telah usang dan pernah dipakai orang?”

“Anakku, janganlah engkau mengira, pacaran yang Ustadz maksud bertemu dan jalan berdua-duan semata, tapi jagalah matamu, pendengaranmu, hatimu dan pikiranmu. Janganlah menjadi pemuda yang lemah. Ingatlah, engkau adalah pemimpin, jangan biarkan hawa nafsu yang memimpinmu.” 


“Jika suatu saat nanti, dorongan untuk menikah begitu kuat dan menyesak di dadamu, engkau merasa telah siap, namun orang tua belum merestui dan ada jalan lain yang menghambat. Ustadz sarankan, bersabarlah, bersabarlah, dan bersabarlah. Sembari terus mencoba dan berdoa tiada henti pada Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ketahuilah, orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang berlipat, dan orang-orang sabar akan memetik mutiara iman yang begitu banyak dalam kesabarannya itu. Dan yakinlah sesungguhnya bersama satu kesulitan ada banyak kemudahan.”

“Anakku, jangalah engkau tergoda oleh nafsumu, janganlah engkau tertipu dengan bisikan musuhmu, setan durjana. Mungkin Allah tengah mengujimu, dan menyiapkan untukmu hadiah yang indah. Maka selalulah berbaik sangka pada Allah.”

Nasehat-nasehat berharga itu begitu mampu menjadi penawar bagi hatinya yang gelisah. Tapi, itu hanya bertahan sebentar, ledakan perasaannya pada wanita itu ternyata lebih dahsyat dan meluap-luap. Pesan-pesan itu hanya bertahan sesaat, lalu ketika desakan perasaan itu kembali merasuki jiwa, ia menjadi begitu rapuh dan lemah.

Sampai pada akhirnya ia menelpon Ustadznya di Indonesia. Ia menceritakan kegelisahan hatinya, keresahan jiwa, dan gejolak rasa yang selalu menyesak di dadanya. Ustadznya berpesan kembali,

“Anakku, Ustadz bisa memahami keadaanmu, barangkali sudah waktunya bagimu untuk menggenapkan setengah agamamu. Ustadz sarankan lakukanlah shalat istikharah, jika engkau menemukan ada tanda-tanda ke arah sana, maka lakukanlah shalat hajat sebanyak-banyaknya, insya Allah, mudah-mudahan dengan cara demikian Allah membuka jalan untukmu. Mintalah pada Allah dengan air mata penuh harap, menangislah sejadi-jadinya di hadapan Allah. Yakinlah, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.”

Satu tahun kemudian, sesudah kesabaran yang panjang, setelah menyelesaikan hafalan al-Qur`annya, ia pun menggenapkan setengah agamanya di penghujung bulan Jun 2010. Ia sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa dlukiskan dengan kata-kata. Ia telah menikah dengan wanita dambaannya, seorang wanita sorga yang Allah hadirkan ke bumi untuknya. Allah telah memilihkan untuknya seorang pendamping hidup yang mecintai Allah dan dirinya dengan sepenuh jiwa dan raga.

Tak sia-sia selama ini ia menjaga dirinya dari tergelincir pada perbuatan yang haram. Ia sampaikan kerinduannya terhadap wanita itu pada Allah setiap malam, ia titipkan penjagaan untuk wanita itu pada Allah setiap saat. Ia hantarkan doa-doa penuh ketulusan untuk kebaikan dan keselamatan wanita itu selama ini. Dan kini, Allah mengizinkannya untuk memetik buah kesabarannya selama ini. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan hamba yang berserah diri pada-Nya.

Monday 21 May 2012

HAWA MENGENALI ADAM : TULANG RUSUK MENGENALI SIAPA PEMILIKNYA


HAWA MENGENALI ADAM : TULANG RUSUK MENGENALI SIAPA PEMILIKNYA


“Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana keadaannya sekarang?

Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini?

Hawa bertekad untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi. Sesekali ia beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa kepada Allah agar segera dipertemukan dengan Nabi Adam.

Hawa tiba di sebuah padang pasir dan bukit yang sangat gersang.  Ia sudah sangat kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan sangat khusyuk.

Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok yang sangat ia kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan Nabi pun memanggil Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling membahagiakan bagi mereka.”



Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan Hawa di bumi dalam buku “Ensiklopedia Kisah Al-Qur’an” terbitan Gema Insani Press. Mungkin kisah ini pun menggambarkan manusia pada umumnya. Tabiat perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita di atas.

Hawa terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan Nabi Adam. Apa alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu dirinya pada Adam, tapi lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam sekarang? Apakah Adam sanggup hidup sendiri di bumi?

Hawa tak memikirkan dirinya sendiri. Itulah sifat dasar perempuan, ketika memutuskan sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain bukan hanya kepentingan dirinya sendiri.

Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam ketika di syurga. Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri. Walaupun dengan kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan, tetap saja seorang Adam membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di syurga.

Ketika diturunkan ke bumi dan mereka berpisah, maka naluri masing-masing pasti akan saling mencari. Dan dalam pencarian di sini digambarkan secara jelas kekhawatiran Hawa akan kondisi Adam di bumi: sanggupkah Adam hidup sendirian?

Hawa pun terus berusaha menelusuri bumi demi bertemu Adam. Uniknya, di buku ini tak diceritakan bagaimana usaha Adam menemukan Hawa, tapi lebih kepada bagaimana usaha Hawa menemukan Adam. Pastinya tak bisa dipungkiri juga bahwa tentunya Adam pun berusaha keras untuk bertemu dengan Hawa karena di syurga yang penuh kenikmatan saja

Adam membutuhkan seorang teman, bagaimana dengan ketika di bumi yang berbeda jauh dari segi kenikmatan di syurga? Tentu Adam sangat membutuhkan seorang teman terlebih ketika berada di bumi. Dan tentunya ada rasa kehilangan ketika Hawa yang biasanya menemaninya di syurga tak ada di sisinya.

Memang agak sedikit berbeda, penggambaran pertemuan itu diangkat dari sisi Hawa yang berusaha bertemu Adam. Tak diceritakan pencarian seorang Adam namun lebih ditekankan pada pencarian seorang Hawa yang menunjukkan rasa pedulinya pada Adam. Hawa terus berjalan, beristirahat, berdoa di tengah lelah.

Hingga akhirnya di tengah lelah yang begitu sangat dan dalam kondisi hampir putus asa, di gurun pasir yang panas dan gersang, doa khusyuknya dikabulkan Allah dan dipertemukanlah ia dengan sosok yang ia kenal. Ya, ternyata Hawa-lah yang mengenali Adam lebih dulu ketika bertemu. Sungguh, tulang rusuk mengenali siapa pemiliknya.

Mungkin akan terlontar pertanyaan begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan cuma dua-duanya manusia di bumi. Jadi ketika bertemu mudah untuk saling mengenali. Lantas bagaimana dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian milyar banyaknya? Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi laki-laki) atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?

Di sinilah letak proses ta’aruf itu berperan. Tentunya ta’aruf yang syar’i, bukan sekadar kata ta’aruf namun jauh nilai-nilainya dari sebuah proses ta’aruf. Ta’aruf lah ajang saling mengenal yang [katanya] akan terasakan di sana siapa tulang rusuk atau pemilik tulang rusuk kita.

Mari kutunjukkan kisah dua orang akhwat. Ada seorang akhwat yang merasa klop dengan seorang ikhwan, merasa saling cocok, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk ta’aruf. Dalam proses ta’aruf, ternyata istikharah sang akhwat tak mantap dan ada keraguan di sana. Ta’aruf pun kandas di tengah jalan. Awalnya sebelum ta’aruf, sang akhwat menganggap bahwa ikhwan itulah pemilik tulang rusuknya. Tapi ternyata, setelah ta’aruf, bukan ikhwan itu pemilik tulang rusuknya.

Qadarullah, sang akhwat dipertemukan dengan seorang ikhwan yang belum pernah dikenal dan dipertemukan dalam sebuah proses ta’aruf. Sang akhwat pun mantap, tak ada keraguan sedikit pun dalam istikharahnya. Akhirnya, mereka menikah.

Satu lagi, ada seorang akhwat yang memblacklist seorang ikhwan untuk menjadi calon suaminya karena merasa tidak cocok secara karakter. Namun ternyata sang ikhwan berkeinginan untuk ta’aruf dengan sang akhwat. Awalnya sang akhwat menolak untuk berta’aruf dengan sang ikhwan. Atas nasihat sang guru ngaji dan istikharah beberapa kali, sang akhwat pun mencoba untuk berta’aruf dengan ikhwan yang dimaksud. Hingga akhirnya, mereka menikah.

Terlihat jelas bukan? Bahwa memang hanya sebuah proses ta’aruf yang syar’i-lah yang bisa mendatangkan petunjuk Allah. Dan sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjukNYA.

Ada sebuah penggalan dalam artikel yang pernah dibaca:

“Kalau kita tidak mau mencoba ta’aruf, bagaimana mungkin kita tahu ia jodoh kita atau bukan. Kalau kita ta’aruf, kita akan tahu. Jika berhasil, berarti jodoh. Kalau belum berhasil, berarti belum jodoh. Iya, kan?!”

(untuk baca lebih lengkapnya bisa 
klik di sini.)

Jadi, memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di dunia, kita takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi perempuan), atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki), sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan petunjukNYA, menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita.

So, buat para ikhwan yang sedang merasa seseorang itu sebagai tulang rusukmu, cobalah ta’aruf dulu. Baru kamu bisa bilang kalau dia tulang rusukmu atau bukan setelah proses ta’aruf. Dan tentunya disertai musyawarah dan istikharah. Dua hal inilah yang tak boleh ditinggalkan ketika proses ta’aruf.

Dan buat para akhwat yang berkali-kali gagal dalam proses ta’aruf, yakinlah memang mungkin belum saatnya dipertemukan dengan pemilik tulang rusukmu. Bersabarlah dan teguhkanlah kesabaranmu. Insya Allah semua kan indah pada waktunya.

Pada akhirnya, sebaik-baik jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal. Namun sejatinya kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena belum tentu jodoh di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa diikhtiarkan saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi jodoh di akhirat pula.

“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami nikmat di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka…”

Aamiin…

dia
sebuah nama yang belum tereja

dia
sebuah rupa yang belum tersketsa

dia
sebuah sosok yang entah dimana

dia
calon nahkoda
sebuah biduk rumah tangga

dia
kuyakin ada
karna hati yang merasa

Rabbana
Jaga ia di manapun berada
Mudahkan langkahnya
Tunjukkan jalannya
Luruskan niatnya
Bulatkan tekadnya
Mantapkan hatinya
Berkahilah rizkinya
Hingga akhirnya

KAU pertemukan aku dengannya
Dalam suatu ikatan suci nan mulia
Mitsaqan ghalizha

Wednesday 16 May 2012

Carilah Kaya dengan Nikah.

                                                                    Assalammualaikum

Bismillahirohmannirohim........


Sebagian pemuda begitu khawatir untuk menikah karena khawatir dalam hal rizki. Padahal saat ini ia telah berpenghasilan cukup, sudah bisa ditakar ia dapat menghidupi seorang istri. Namun begitulah, kekhawatiran demi kekhawatiran terus menghantuinya sehingga ia pun mengulur waktu untuk segera menikah. Padahal janji Allah itu pasti, Dia akan mencukupi kita jika kita miskin. Karena kita harus yakin bahwa Allah-lah pemberi rizki setelah kita melakukan usaha.



Ayat yang bisa menjadi renungan adalah firman Allah Ta’ala,

وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).

Di antara tafsiran Surat An Nur ayat 32 di atas adalah: jika kalian itu miskin maka Allah yang akan mencukupi rizki kalian. Boleh jadi Allah mencukupinya dengan memberi sifat qona’ah (selalu merasa cukup) dan boleh jadi pula Allah mengumpulkan dua rizki sekaligus (Lihat An Nukat wal ‘Uyun). Jika miskin saja, Allah akan cukupi rizkinya, bagaimana lagi jika yang bujang sudah berkecukupan dan kaya?

Dari ayat di atas, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

التمسوا الغنى في النكاح

“Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim mengenai tafsir ayat di atas). Lihatlah pemahaman cemerlang dari seorang Ibnu Mas’ud karena yakin akan janji Allah.

Disebutkan pula dalam hadits bahwa Allah akan senantiasa menolong orang yang ingin menjaga kesucian dirinya lewat menikah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Di antaranya,

وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ

“… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.” (HR. An Nasai no. 3218, At Tirmidzi no. 1655. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ahmad bin Syu’aib Al Khurasani An Nasai membawakan hadits tersebut dalam Bab “Pertolongan Allah bagi orang yang nikah yang ingin menjaga kesucian dirinya”. Jika Allah telah menjanjikan demikian, itu berarti pasti. Maka mengapa mesti ragu?

Patut dipahami ... 

Allah memberi rizki tanpa ada kesulitan dan sama sekali tidak terbebani. Ath Thohawi rahimahullah dalam matan kitab aqidahnya berkata, “Allah itu Maha Pemberi Rizki dan sama sekali tidak terbebani.” Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,

يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ

“Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari). Mengenai hadits ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 48)

Dalam hadits dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِنَّ اللَّهَ قَالَ لِى أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ ». وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَمِينُ اللَّهِ مَلأَى لاَ يَغِيضُهَا سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُذْ خَلَقَ السَّمَاءَ وَالأَرْضَ فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِى يَمِينِهِ »

“Allah Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah tidak pernah berkurang karenanya." (HR. Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993).

Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Allah sungguh Maha Kaya. Allah yang memegang setiap rizki yang tak terhingga, yakni melebihi apa yang diketahui setiap makhluk-Nya.” (Fathul Bari, 13: 395)

Dengan merenungkan hal ini, semoga Allah memberi taufik pada Anda yang masih ragu untuk menikah untuk segera menuju pelaminan. Berusahalah dalam mengais rizki dan tawakkal pada Allah, niscaya akan selalu ada jalan keluar. Barangkali di awal nikah atau ingin beranjak, Anda akan penuh rasa khawatir atau merasa berat dalam hidup. Namun jika Anda yakin terhadap hal di atas, niscaya kekhawatiran akan beralih menjadi percaya dan rizki pun akan datang dengan mudah, asalkan berusaha dan terus bekerja demi menghidupi keluarga. Later on ... Trust in the promise of Allah! Believe and always believe.

Wallahu waliyyut taufiq.

Wednesday 9 May 2012

Teruntuk engkau yang mencintaiku kerana Allah swt

                                                       Teruntuk engkau yang mencintaiku



Ketika kau masih tak mampu menghalalkanku.. Ijinkan aku berbicara tentang cinta padamu.

Wahai yang mencintaiku. 
Sesungguhnya kata kata cintamu tak menjadi mata air yang jernih di padang pasir di tengah sahara hatiku, tetapi justru menjadi percikan api yang setiap saat mampu membakar diriku.

Membakar rindu yang seharusnya untuk Rabb-ku.

Membakar cemburu yang seharusnya untuk Rabb-ku.

Membakar semangat yang seharusnya hanya karena Rabb-ku..

Wahai yang mencintaiku. 

Ungkapan perasaanmu tak membuat bunga-bunga di taman hatiku merekah. Tetapi justru membuat bunga itu layu sebelum mekar. Duri-duri bunga itu seketika tumpul. Lemah dan tak mampu lagi melindungi sari bungaku..

Wahai yang mencintaiku. 

Sungguh kata- kata cintamu setajam pedang yang siap menebas apapun. Tidak-kah kau ingin mengalihkan pedangmu itu untuk menebas semuanya itu. Tidak-kah kau ingin mengalihkan pedangmu itu menebas nafsu dan gejolak hati yang kini meresahkan jiwamu ? hingga membuatmu menganiaya diri kamu sedemikian rupa…?

Wahai yang mencintaiku. 

Aku bukan malaikat yang tak memiliki hawa nafsu. Aku hanyalah manusia biasa yang juga menginginkan cinta. Kehadiranmu kuakui memang mampu memberi sebuah warna. Tapi entah mengapa itu jugalah yang membuatku tersiksa. Bukan aku tak mampu menghargai apa yang kau rasa. Tapi bukankah dengan begitu aku akan gagal mempertahankan hatiku yang selalu ingin terjaga.

Wahai yang mencintaiku. 

Tidak-kah kau ingin cinta itu sesuci cintanya Ali dan Fatimah.

Dalam diam mereka mencinta.

Dalam rindu mereka berdo’a.

Jika karna cinta kau mampu menjadi seorang pujangga. Tidakkah kau ingin mempersembahkannya kepada cintamu yang sesungguhnya…. Allahu Rabbi, tak tahukah kau bahwa cemburu-Nya teramat luar biasa.?

Wahai yang mencintaiku. 

Bukankah cinta sejati itu tak saling menyakiti.? Tapi taukah engkau, perasaan cinta yang kau bilang tak bisa terdiam terlalu lama, tapi bisa kau halalkan dengan segera itu sesungguhnya menyakiti jiwaku. Melalaikanku menjadi seorang hamba dan mendekatkanku pada angan-angan semu yang seharusnya tak boleh ada .

Wahai yang mencintaiku. Renungkanlah. 
Tak ada kebahagiaan yang sesungguhnya kurasa saat ini. Yang ada hanya kesibukan untuk selalu membenahi diri. Tak ada kata terlambat untuk segera memperbaiki.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya Allah, seandainya telah Engkau catatkan dia milikku dan tercipta buatku, satukanlah hatinya dengan hatiku, titipkanlah kebahagiaan antara kami, agar kemesraan itu abadi.

Tetapi Ya Allah, seandainya telah Engkau takdirkan Dia bukan milikku, bawalah dia jauh daripada pandanganku, luputkanlah dia dari ingatanku dan peliharalah aku dari kekecewaan.

Ya Allah Ya Tuhanku yang Maha Mengerti

Berikanlah aku kekuatan.

Menolak bayangannya jauh ke dada langit, Hilang bersama senja yang merah. Agar aku senantiasa tenang, Walaupun tanpa bersama dengannya. Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu.

Ya Allah…

Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku… Di dunia dan akhirat… Dengarkanlah rintihan daripada hamba-Mu yang daif ini… Jangan Engkau biarkan aku sendirian… Di dunia ini mahupun di akhirat… Menjerumuskan aku ke arah kamaksiatan dan kemungkaran…Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman…Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup… Ke jalan yang Engkau redhai… Dan kurniakanlah kepadaku keturunan yang soleh dan solehah…

Ya Allah…Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat…Dan periharalah kami dari azab api Neraka…

aamiin

Tuesday 8 May 2012

SEPUCUK SURAT UNTUK CALON SUAMIKU YANG KU CINTAI KERANA ALLAH

                                                            بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumAamiin ya Rabbal'alamin.

Calon suamiku…
Sengaja kusimpan rapi rindu ini,
Hanya kutorehkan dalam bait-bait tinta untukmu,
Yang saat ini belum bisa kuhaturkan padamu,Hingga saatnya nanti tiba,
Ketika sebuah ikatan suci mengikat jiwa dan raga kita,
Dalam sebentuk ketaatan dan cinta,Upayaku menjadi sebaik-baik perhiasan dunia..

Calon suamiku..
Hari bahagia itu masih beberapa bulan lagi,Tapi aku sudah merinduimu,
Engkau yang belum pernah hadir dalam episode kehidupanku,
Engkau yang sama sekali tak kukenal sebelumnya,
Pertemuan kita sekali saja..Saat kau melihatku dan aku melihatmu
Sebuah proses syar’i yang diajarkan oleh Rosul kita yang mulia
Itu sudah cukup bagiku ,Untuk mantap dalam memilihmu..

Calon suamiku..
Bukannya aku ingin membanggakan diri,
Aku memilihmu bukan karena hartamu.
Sebab pernah datang padaku sebelummu seorang yg lebih kaya darimu,
Aku mantapkan hatiku bukan karena parasmu.
Sebab pernah datang padaku sebelummu seorang yg lebih tampan darimu,
Aku putuskan dirimu tuk jadi IMAMku bukan kerana nasab dan kedudukanmu.
Sebab pernah datang padaku sebelummu seorang yg lebih bangsawan dan berpangkat darimu.

Tapi aku tak mau hanya harta, paras, dan nasab atau kedudukan mereka..
Aku tak mau menyia-nyiakan sisa hidupku untuk mereka..Yang kurang agama dan akhlaqnya..Tapi aku ingin jadi orang yg beruntung seperti sabda Nabi kita..

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara iaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)

Untukmu calon suamiku...
Ku memilihmu karena telah sampai berita kepadaku ,
Bahwa kau memiliki pemahaman aqidah yg lurus.
Kau mengusahakan sholat lima waktumu di masjid selalu,
Kau senantiasa mengamalkan sunnah-sunnah Rosul-Mu.
Kau upayakan dirimu tak ketinggalan hadir di majelis ilmu,

Serta alasanmu menikahiku adalah untuk menjaga kehormatanmu.
Telah pula sampai berita dari teman-temanmu,
Bahwa dirimu adalah sesosok yang baik dalam berperilaku.
Bahkan orangtua dan saudaramu memujimu..

Rasulullah Shalallohu’alayhiwasallam bersabda, "Bila datang kepada kalian orang yang kalian senangi akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah dia. Bila kalian tidak melakukannya, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar di bumi." (Shahih at-Tirmidzi 3/305).

Calon suamiku..
Bukannya diri ini mencari kesempurnaan
Karena kutahu sebagaimana ada dalam diriku, pun pasti ada cela dalam dirimu
Tapi kuyakin segala kelebihanmu kan menutupi kekuranganmu
Aqidah, amal sholih, dan akhlaqul karimah yang engkau miliki
Menjadi alasan bagiku menerimamu mendampingi hidupku
Menguatkanku untuk selalu berbakti pada Alloh lalu padamu
Memimpin sekaligus mendidikku dan jundi-jundi kecil kita
Menjadi pribadi sholeh sholehah..
Membangun rumah tangga beraroma surga,,
Berlandaskan tauhid, Bermanhaj ahlus sunnah dengan pemahaman shohabah,

Calon suamiku....
Hari-hariku merayap lambat
Ketika ku hanya bisa berusaha sabar menantimu
Mengikrarkan akad yang kan menjadikanku halal bagimu
Tak ingin menodai proses yang selama ini diperjuangkan benar-benar syar’i

Karena itu..
Terima kasih kau telah menjaga proses ini jauh dari fitnah
Memperhatikan adab-adabnya,Bertaqwa dari segala godaan halus syaithon yang menipu daya..

Calon suamiku..
Jika kau juga merinduiku, Maka bersabarlah,
Tetaplah mengokohkan aqidah, Tegarlah dalam menegakkan sunnah,
Istiqomah dalam berakhlaqul karimah,Bersemangatlah dalam mencari maisyah,

Karena ku disini menantimu, Dengan segenap rindu dan kesabaranku…
Dengan do’a yang kulantun di hembus angin…Agar ALLAH senantiasa menjagamu..Memudahkan urusanmu..Menjadi bermanfaat bagi kaum muslimin, tak hanya bagiku..


♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Sebuah renungan untukku, untukmu,untuk kita semua. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci...Bergeraklah masuk,Buka tiap lembaran kalimat hati,maknai,lalu tunaikanlah

Hak cipta adalah milik Allah SWT semata.Ilmu adalah amanat Allah yg harus disampaikan kepada Ummah...kami hanya menyampaikan apa yg kami miliki...

Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta sejatinya.. ibarat tasbih & benang pengikatnya.. terajut menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir


Monday 7 May 2012

Nawaitu Kita Bertudung...

Alhamdulilah mutakhir ini kita lihat rata-rata wanita bertudung . Selain orang ramai yg mempunyai kesedaran , malah pasukan keselamata dan jururawat pun sudah boleh bertudung..alhmulilh ia satu perubahan yg baik dan positif...

Seperti yg kita thu, pada tahun 60 an dahulu sukar kita melihat wanita bertudung . kalau ada pun di kalangan wanita tua atau guru agama sahaja . Itu pun tudung ala kadar je  yg hnye diletakkan atas kepala , tidak betul2 menutup rambut.. selain itu pemakaian tuudng begini juga dipakai waktu menziarahi kematian atau menghadiri kematin atau majlis agama di masjid atau surau ....

Tetapi pada tahun 70 -an muncul gerakan dakwah dengan memberi kesedaran..alhamdulilh mengajak masyarakat menutup aurat . Sebagai amalinya , isteri dan anak-anak gadis yg diwajibkan memakai tudung yg menepati tuntutan menutup aurat . Tetapi pada waktu itu , amalan ini dipandang serong , malah dianggap sebagai ajaran songsang atau ekstrem.... tidak wajar dituduh begitu.. hatiku memberontak...
namun atas dasar istiqamah uasaha dakwah mereka , hasilnya dapat dikecap hari ini. Sedikit demi sedikit , kesedaran masyarakat dapat dibina . Hari ini pemakaian tudung sudah tidak janggal lagi bahkan sebaliknya timbul rasa segan pula kalau tidak bertudung . Maka , ada wanita yg terpaksa bertudung apabila melihat majoriti wanita lain sudah bertudung .

Memeriksa nawaitu itu sendri perlu..secara positifnye , saya percaya ramai yg bertudung atas kesedaran bahawa menutup aurat itu wajib , di mana aurat wanita ialah seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan . Namun tidak dinafikan sebahagian yg lain bertudung kerana terpaksa atau ikut- ikutan sahaja . Oleh sebab itu , ada pelajar yg keluar sahaja dari pintu pagar sekolah... terus ditanggalkan tudungnya....Ada yg bertudung hnya di tempat kerja sahaja , tidak apabila keluar bersosial atau membeli belah...

Saya percaya , tindakan ini disebabkan mereka tidak faham hakikat yg sebenarnya menutup aurat , malah ada sesetengahnya tidak tahu batasan aurat yg harus ditutup...subhanallah..

Akhir kata dri saya.. tutup lah aurat supaya selamat kerana dirimu amat berharga kerana bernama wanita muslimah...

Sunday 6 May 2012

╰♥♥♥╮ Sungguh Anggun Diri Mu Ukhty╰♥♥♥╮

                              ♥♥♥ Sungguh Anggun Diri Mu Ukhty♥♥♥


Subhanallah,,,
Betapa bening matamu duhai ukhty,
Dan semakin cantik parasmu..
Ketika bola matamu menatap mushaf Al- Qur’an
Dan lentik bulu matamu mengembang...
Dalam bias bening kristal airmata karena-NYA...
Tahukah, betapa aku ingin mengusap tetesan tangisnya,Andai aku adalah tempat rusuknya...
Menjagamu kerana DIA...

Betapa dirimu semakin anggun,
Betapa dirimu semakin cantik ukhty..
Ketika jilbabmu utuh...
Atau saat bermukena...
Disela kesedihan qalbumu atas kerana banyak diantara mereka tidak memakainya
Atau sekenanya saja...

Tahukah kau ukhty
Disaat langkahmu gontai kerana hujatan jilbab dan mukena..Betapa aku ingin mendekapmu
Dan kubisikkan kata :

“Itu jalan Ilahi, pakaian menuju syurga, engkau paling cantik diantara semuanya...

Dan malaikatpun mengiyakannya bahwa engkau cantik karena ridha-NYA...”
Andai aku ini ada pertalian mukhrimnya...
Ukhty engkau akan menemukan cinta dengan bisikan lafadz bibirmu...
Dengan jilbab dan mukenamu...
Engkau teramat cantik..
Dan engkau semakin cantik..

Engkau memberi cinta,,
Dan engkau akan mendapatkan cinta kerana cinta-NYA..Dan aku juga cinta...

Ukhty engkau cantik...
Bisik angin menghembus lirih gaun jilbabmu,
Ketika malam, Ketika siang, Dan ketika pagi.
Dia menjadi saksi atas gaunmu,
Hembusannya betapa terasa tersampaikan kepada-NYA..

Dalam diam, dalam sepi..
Tiada gulana dan sangsi..
Atas alam yang saling berbisik membisikkan namamu..
Tersampaikan lewat setiap hijab dan titian..
Menembus menuju langit tujuh...

Ketika malam, ketika siang, ketika pagi,
Setiap daun, setiap ilalang,,
Setiap embun, setiap tetes air,,
Setiap angin, setiap udara,,
Dan semua langit beserta bumi,,
Tiada gundah gulana atasmu..
Bersama Malaikat dan juga aku
Sama- sama berucap...

“Ukhty aku mencintaimu,..
Dan betapa engkau sungguh cantik...”
Terbukalah cinta-NYA...
Terbukalah pula syurga...
Engkau adalah bidadari...
Yang tercinta...

(Yang selalu memakai jilbab dan mukena, dalam dzikir bibir basah karena lafadz atas asma-NYA, yang berkata baik atau diam saja, kerana mengetahui bahwa dalam hati atau nyata sungguh berat hisabnya... engkau yang berbahagia... pencari jalan syurga atas ridha-NYA)

Aamiin Ya Allah Ya Rabbal ’Alamiin

_♥_SALAM UHIBBUKUM FILLAH_♥_
Smoga Bermanfaat InsyaAllah... ( Nor shafira )

Wednesday 2 May 2012

Hidup Ini Suatu Perjuangan.....

  ♥••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.´¨*•.••*.••*´¨*•.••*´*•.••*••*´¨*•.••*´*•.••*

                                                      Hidup ini suatu perjuangan :

  ♥••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.´¨*•.••*.••*´¨*•.••*´*•.••*••*´¨*•.••*´*•.••* 

Setiap ujian yg berlaku dalam kehidupan seharian merupakan latihan didalam kehidupan. Carilah hikmah disebalik apa yg berlaku.. Berfikir.... Berfikir.... Berfikir..
  ♥••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.´¨*•.••*.••*´¨*•.••*´*•.••*••*´¨*•.••*´*•.••* 
  

Bismillahirrahmanirrahim..
"Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak menganiayanya dan tidak pula membiarkan dia teraniaya. Siapa yang menolong keperluan saudaranya maka Allah akan menolong keperluannya pula. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Dan siapa yang menutup keaiban seorang Muslim, maka Allah SWT akan menutup keaibannya di hari akhirat." (HR Bukhari)
Cukup banyak ibrah dari hadis ni. Bayangkan, kalau hubungan sesama manusia pon sangat-sangat ditekankan dalam Islam, apatah lagi hubungan manusia dengan Allah. Apa yang ana dapat dari hadis ini sendiri adalah, hidup kita ni sepatutnya lebih cenderung kepada memberi. "Great livers are great givers".Bukannya menerima. Berilah pertolongan tidak kira dari segi material atau nasihat atau ilmu dan lain-lain.Jangan risau kita akan dapat ke tidak balasan dari apa yang telah kita beri pada orang lain. Buatlah kebaikan dan kebaikan itu untuk kita juga nanti. Lakukanlah dengan ikhlas. Ikhlas itu ibarat susu ibu. Bayangkan susu ibu tidak bercampur langsung dengan darah bila mana mereka menyusukan anaknya.Susah kot.
Satu lagi bahagian akhir hadis ni "siapa yang menutup keaiban seseorang Muslim, maka Allah akan menutup keaibannya di akhirat"..Ya Allah.sangat-sangat sukarkan. Especially insan bernama wanita..Ni Allah mengajar kita untuk menjaga rahsia.Kalau kita berbicara tentang keaiban orang, tak takutkah kita nanti Allah tak tutup keaiban kita di padang mahsyar nanti? Semua orang tengok satu persatu apa yang kita lakukan.Nau'zubillah..Apa yang berlaku, manusia cenderung untuk menyebarkan. Kalau benda baik tak ape, tapi mestilah dengan kebenaran empunya diri. Kalau benda buruk macam mana?tak ke apa yang kita bicarakan dan sebarkan pada orang lain membayangkan juga bagaimana diri kita yang sebenar? Oleh itu, marilah kita perbanyakkan istighfar. Mungkin dalam keadaan sedar dan lebih lagi dalam keadaan tak sedar kita buat perkara ini. Ya Allah, peliharalah hambaMu ini dalam mencapai redhaMu.

Wallahu'alam.
*Post ni takde kaitan dengan siapa-siapa. Sekadar peringatan buat diri ini. Jom kita tinggalkan jahiliyyah2 kita yang selama ini memberatkan diri kita untuk lebih dekat lagi dengan Allah..

  ♥••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.••*´¨*•.´¨*•.••*.••*´¨*•.••*´*•.••*••*´¨*•.••*´*•.••*